Sabtu, 21 April 2012

MELATI TAK MESTI PUTIH BERSIH

Bel pulang sekolah telah berbunyi nyaring. popi berjalan terburu-buru bahkan hampir berlari, wajah nya penuh dgn amarah dan kekecewaan. popi..!! popi..!! tunggu..! teriakan seseorg di belakang nnya seolah tak di dengarnya. popi terus melaju tanpa menoleh. popi ! tunggu ! ada apa ini?!" tiba-tiba langkah popi tertahan oleh sepasang tangan yg memegang erat pundaknya. (*)-- "Sudahlah..! tdk ada lagi yg mesti di jelaskan and tdk ada yg perlu di bicarakan lagi! kata-kata tsb mengalir lancar dari mulut popi sambil menatap ardi penuh kebencian. "Ta.. tapi.. ada apa ini ?! ardi mengernyitkan dahinya. Tolong jangan ganggu aku lagi ! dan sejak saat ini kita sudah tdk ada hubungan apa-apa lagi! dan itu.. itu pilihan kamu! Selamat tinggal! seluncuran kalimat di ucapkan kembali oleh popi sebagai jawaban atas pertanyaan ardi. lalu popi meninggalkan ardi yg masih berdiri kaku penuh kebingungan. popi !! popi !! kembali ardi memanggil popi yg terus menjauh dan menjauh, namun akhirnya kapilah berlalu. ops...[ralat] namun akhirnya popi tetap berlau. (*)-- Kriing..!!" dering telpon berbunyi nyaring, popi mengangkat telpon itu dgn penuh enggan. "hallo.., ucap popi lirih. popi please.. kita harus bicara.." saut ardi. namun tiba² Tut.. tut.. tut.. telpon terputus. ardi terus mencoba berkali² menghubungi telpon popi tapi.. popi tak mengangkatnya lagi.. (*)-- Ke esokan harinya.. seusai bel istirahat selsai, membikin suasana sekolah menjadi rame seketika [sing takon sapa yah.. :P] ardi mencoba menghampiri and menyapa popi, tapi seperti org yg tak mengenal saja.. popi tak menanggapi sapaan ardi dan akhir nya ardi pun cuman bisa berdiri kaku.. Bel pulangpun berbunyi.. sekolah telah menjadi sepi, namun ardi masih termenung di sudut kelas (*)-- Sore harinya ardi tak putus asa mencoba telpon popi lagi. "hallo.." ucap popi mengangkat telpon. ''popi please.. hentikan semua ini.. aku.. , lagi lagi telpon terputus. kembali telpon berbunyi.. popi pun mengangkat telpon.. lom sempat berucap kata hallo, suara ardi dah mendahului ''popi baiklah, jika aku salah aku minta maaf,tapi..." lagi-lagi telpon di tutup oleh popi. kriing.. kriing.. kriing.. kembali suara telpon menggema keseluruh sudut rumah popi, namun tak di angkatnya juga. (*)-- Tiga hari telah berlalu.. popi tetap beku juga selalu menghindarinya dan seolah tak mau lagi kenal seorg yg bernama ardi, ada apa sebenar nya ? ardi tak tau lagi harus berbuat apa dan terus merenung disalah satu sudut sekolah. lalu mata ardi menatap tajam pd sekumpulan bunga-bunga mekar di halaman sekolah. kemudian melirik ke segala arah, hmm.. tdk ada penjaga kebun and tak ada guru... "ach.. aman.." ujar ardi sendiri [dah gila kali yah :D] selanjutnya ardi memetik sebuah bunga melati dan membawanya kedlm kelas. dirobek nya secarik kertas dari buku tulisnya lalu ardi pun menulisinya. (*)-- Seusai bel pulang sekolah berdenting, ardi berlari cepat mengejar popi kemudian berdiri tepat di hadapan popi hingga menghalangi jalan nya. popi ?! baiklah.. jika emang itu yg kamu mau, tp aku mohon utk yg terakhir kalinya terimalah bunga melati dan secarik kertas ini, maka aku berjanji tak kan menggangu hidup mu lagi. popi masih tetap bungkam seolah bisu walau sorot matanya menatap tajam ke arah ardi, selanjutnya terserah anda. (ech... salah) selanjutnya dengan pelahan ardi menarik tangan kanan popi dan digenggamkan nya bunga melati dan secarik kertas tsb. ardi pun berlalu meningggalkan popi yg mash berdiri kaku di tempat nya setelah di hadang ardi sebelumnya. (*)-- Popi menatap tajam melati yg tengah di genggamnya dan dengan pelahan dibuka nya juga secarik kertas tsb. (*)-- "Popi.. setangkai melati ini untuk mu, liat lah melati ini.. melati ini penuh dengan kotoran entah itu berasal dari debu atau pun dari asap knalpot. jika kita tdk merawatnya, melati itu akan tetap kotor. namun jika kita merawatnya, melati itu akan kembali bersih. begitu juga dengan CINTA, cinta penuh dengan halangan dan rintangan entah dari mana datangnya, yg jelas ketika seseorg mampu menghadapinya, dia telah mendapatkan kesejatian CINTA. ardi. (*)-- Popi membaca tulisan itu, kemudia menggenggam erat setangkai melati tsb yg emang sudah di genggamnya. sementara ardi telah menghilang dari pandangannya, pulang kerumah dengan penuh kekecewaan.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar